Home » All posts
Dongeng kancil dan monyet
Cerita Anak Musang Dan Ayam
Cerita Anak Musang Dan Ayam
Cerita Anak Musang Dan Ayam
Dongeng kisah laba laba dan kupu kupu
Dongeng kisah laba laba dan kupu kupu
Dongeng kali ini bercerita tentang seekor laba-laba dan kupu kupu. Suatu hari yang indah kupu kupu terbang kesana kemari di sebuah taman bunga yang indah. Si kupu kupu sangat senang sekali hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain. Pada suatu ketika si kupu kupu bertemu dengan seekor laba-laba yang sedang membuat jaring.
"Hai laba-laba..selamat pagi, sedang apa kamu" kata si kupu kupu menegur si laba laba yang sedang asik membuat jaring. "Halo juga kupu-kupu, aku sedang membuat jaring nih" kata si laba laba. "Wah besar juga jaring mu, pasti tangkapan kamu banyak malam nanti" si kupu mengejek.
"Ah tidak juga kupu, kadang aku buat jaring besar, tak satupun nyamuk atau serangga lain yang hinggap di jaringku, lihatlah dirimu..kau tidak akan pernah kekurangan madu yang kau hisap dari bunga bunga itu, iya khan?" Kata si laba laba merendah.
"Oohh...ga. Juga sih..kadang kalau bunga itu sudag gugur maka akupun kehilangan makanan ku, dan kadang aku harus terbang jauh untuk mencari bunga lain yang lebih segar" si kupu merasa sedih sebab sebentar lagi akan datang musim panas dan semua bunga pasti akan layu.
"Oke deh kupu, aku akan melanjutkan membuat jaringnya, sebentar lagi hari akan gelap nih". Kata si laba laba menyegerakan pekerjaannya.
Lalu keduanya berpisah dan melanjutkan aktifitasnya kembali dan hari semakin sore menjelang malam.
Hikmah cerita anak kali ini adalah jangan pernah mengeluh sebab dengan mengeluh kita akan semakin terbebani dengan semua masalah. Jadikan hidup ini sedemikian cerah, secerah matahari pagi yang akan membuat hidupmu semakin bahagia.
Dongeng kisah laba laba dan kupu kupu
Cerita Anak si kancil Banteng Dan Buaya
Cerita Anak Si kancil banteng dan buaya
Cerita Anak tentang si kancil kali ini berkisah tentang kedua temannya banteng dan buaya. Si kancil sedang berjalan-jalan di sebuah padang rumput. Disana dia melihat seekor banteng dan buaya yang sedang bertengkar. Penasaran apa yang terjadi. Si kancil akhirnya mendekati banteng dan buaya. Yuk kita lanjutkan cerita si kancil banteng dan buaya.
"Hai semua, selamat pagi, ada apa nih kumpul-kumpul?..lagi ngerujak yaah" sapa si kancil kepada banteng dan buaya.
"Ngerujak apanya cil, nih si banteng lagi cari gara-gara" kata buaya dengan nada marah.
"Lho emangnya si gara kemana, kok sampai di cariin..hehehhe" kata kancil bercanda untuk mendinginkan suasana.
"Ah kamu cil, kita ini lagi rusuh, kamu becanda saja" kata si banteng gusar.
"Oke..oke ada apa sih?..what's going on en what's happened bro" si kancil kembali bertanya dengan santai.
"Begini cil, si buaya ini bilang kalau sungai ini adalah miliknya, padahal aku yang lebih dulu yang tahu dan berendam disini dari dulu" si banteng membela diri.
"Bohong cil, aku yang dari dulu berendam dan menguasai sungai ini, turun temurun cil" kata si buaya menolak perkataan si banteng.
"Oh itu toh..yaellaaaasiiih....gitu aja kok berantem.." Dan tiba-tiba "Byuuuurrrr......" Si kancil menceburkan dirinya kedalam sungai dan berteriak "Ayo guys...lets go..kita berenang bersama.."
Si banteng dan buaya hanya bisa saling tatap. Lalu mereka ikut berenang bersama-sama. Tak ada lagi permusuhan antara banteng dan buaya. Kini mereka damai dan berteman kembali. Mereka-pun tampak lebih senang berenang bersama di sungai.
Hikmah cerita si kancil banteng dan buaya kali ini adalah janganlah merasa menang sendiri atau egois. Berbagilah kepada sesama. Hidup itu akan indah jika kita mau berbagi kebahagiaan kepada orang lain.
Cerita Anak Si kancil banteng dan buaya
Cerita anak si kancil dan buaya
Cerita anak si kancil dan buaya
Banyak cerita tentang kecerdikan kancil jika dalam masalah. Nah kali ini si kancil kembali beraksi dengan segerombolan buaya yang sangat buas dan lapar. Ikuti terus kisah cerita si kancil dan buaya berikut ini.
Suatu hari yang sangat terik, kancil sedang tergopoh-gopoh menuju hutan dimana ia tinggal. Hari itu tidak biasanya panas sekali. Kancil bari saja memetik beberapa timun milik pak tani yang ada di sebelah hutan. Tapi kali ini ia tidak bisa makan timun pak tani yang terkenal sangat enak dan besar-besar. Kali ini musim panas berlangsung lama, sehingga banyak timun milik pak tani yang rusak.
Terpaksa si kancil kembali ke hutan untuk mencari makanan yang lainnya. Ditengah perjalanan ia harus melintasi sungai yang begitu besar dan sangat deras airnya.
Tiba-tiba muncul seekor buaya dari dalam air di hadapan si kancil. "Ci luk baaa..! Hello cil..dari mana kamu? Sudah lama ga jumpa, mau menyebrang ya?...pasti kamu ga bisa, ya kan?. Si buaya meledek si kancil yang ingin menyebrang sungai itu.
"Sebenarnya aku ingin menyerahkan diriku untuk menjadi santapan kalian, tetapi aku ragu apa tubuhku ini cukup untuk kalian semua?" Kata si kancil kepada buaya dengan pasrah.
"Hahaha...ya cukup lah cil, kita semua adalah buaya yang akur dan tidak ada yang serakah..hahahaha" jawab buaya kepada si kancil.
"Baiklah tapi ijinkan aku untuk menghitung kalian semua dulu, sebab aku takut kalau tidak cukup" pinta si kancil yang cerdik kepada para buaya yang sudah tidak sabar ingin memakan si kancil.
Akhirnya para buaya berjejer memenuhi sungai mulai dari tempat si kancil sampai ujung sungai seberang sana.
"Baiklah cil, silahkan kau menghitung jumlah kami" pinta buaya dengan sedikit nada memaksa.
"Oke deh, aku hitung ya...satu...duaa...tiga..empat..." Si kancil mulai menghitung satu persatu para kawanan buaya dengan melompati dari satu buaya ke buaya yang lain.
Sampai akhirnya si kancil sampai di buaya terakhir di ujung sungai, si kancil yang cerdik dan suka mencuri timun ini langsung lompat ke darat dan sambil berkata "Oke...jumlah kalian memang cukup......cukup untuk aku bodohi...hahahaha..." Kata kancil sambil berlari masuk kedalam hutan dengan selamat.
Akhirnya kancil selamat dan bisa kembali ke dalam hutan. Demikian cerita si kancil dan buaya, semoga bisa menghibur adik-adik semua. Sampai jumpa di cerita si kancil yang cerdik berikutnya ya..salam
Cerita Untuk Anak-Anak Si Kancil Yang Cerdik
Cerita Anak - Qarun yang sombong
"Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.–Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
Allah SWT berfirman,
إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ ٧٦
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ ٧٧
Artinya:
76. "Sesungguhnya Karun adalah Termasuk kaum Musa, Maka ia Berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri".
77. "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
(QS. Al-Qashash: 76-77)
Maka Qarun menolak nasihat itu dengan sombong, ia berkata,
Ia menyangka bahwa harta yang diperolehnya ini karena kecerdasan dan kemampuannya.
Suatu ketika Qarun keluar ke hadapan manusia dengan satu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya dan segala kemewahannya untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya.
Saat itu, sebagian manusia ada yang terfitnah (terpukau) dengan kekayaan dan perhiasan Qarun, mereka ingin sekiranya mereka mempunyai seperti yang dimiliki Qarun, tetapi orang-orang shaleh di antara mereka berkata,